Archipelagos Link - Pengaruh Modal (baca: Investasi)
dalam industry pariwisata dalam beberapa hal memang mempercepat kemajuan industry
tersebut, tapi sekali lagi, jika control pemerintah dan komunitas dalam hal ini
sangat lemah, besar kemungkinan operator bisnis wisata dengan modal besar akan
menjadi pemain tunggal dan memonopoli kegiatan utama pariwisata yang pada
akhirnya memarginalkan komunitas masyarakat yang hidup di sekitar kawasan
wisata. Pengembangan Desa wisata sebagai upaya memaksimalkan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan pariwisata barangkali menjadi salah satu solusi,
bagaimanapun ivestasi agar program pariwisata yang dicanangkan berjalan tapi di
sisi lain kita juga tidak ingin mereka kemudian menempatkan masyarakat desa
sebagai orang yang tetap terpinggirkan.
Di bawah ini
adalah sebuah opini yang mengetengahkan pentingnya pengembangan wisata yang
mengedepankan komunitas masyarakat sebagai pemain utama.
_____
Strategi
pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan pada program pengembangan destinasi
pariwisata, difokuskan pada pengembangan desa wisata melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Salah satu konsep pengembangan
pariwisata adalah pariwisata berbasis masyarakat atau community-based
tourism (CBT), yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di
pedesaan melalui PNPM Mandiri bidang pariwisata, tepatnya melalui Bantuan Desa
Wisata. Harapan pemerintah kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan melalui
pembangunan kepariwisatan di desa wisata.
Desa wisata
merupakan sebuah kawasan pedesaan yang memiliki keunikan dan
karakteristik khusus untuk menjadi destinasi wisata, antara lain:
lingkungan bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang
masyarakat, makanan khas, sistem pertanian dan sistem kekerabatan. Desa wisata
sebagai daerah tujuan wisata tentu perlu ditunjang dengan fasilitas yang
memadai bagi para wisatawan. Fasilitas tersebut antara lain : penginapan/homestay,
sehingga wisatawan benar-benar merasakan suasana keseharian pedesaan dengan apa
adanya, restoran/warung makan, arena aktifitas di alam/outbound facility)
serta berbagai kemudahan bagi wisatawan.
Makin beragamnya
pilihan keinginan wisatawan, kesadaran akan pelestarian lingkungan, isu
pemanasan global, menjadikan para pelaku pariwisata melirik pada konsep back
to nature. Wisata pedesaan sebenarnya suatu bentuk pariwisata
minat khusus yang dikemas secara komprehensif sehingga para wisatawan
dapat berinteraksi secara lengkap baik dengan alam lingkungan maupun dengan
masyarakat sekitar termasuk juga budaya dan tradisi didalamnya.
Wisatawan dapat melihat dan merasakan langsung nilai – nilai
kearifan lokal yang masih terasa denyutnya dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari Kearifan tersebut seperti: gotong royong, upacara wiwit,
sambatan/rewang, kenduri/slametan,dolanan bocah, kesenian tradisional, ngluku/
membajak sawah dengan sapi dan sebagainya. Tentu agar pengunjung desa wisata
kerasan, sangat dibutuhkan keterlibatan partisipasi aktif masyarakat lokal agar
terjamin keberlangsungan kegiatan pariwisata di desa wisata. Dengan demikian,
konsep pariwisata pedesaan adalah menawarkan harapan kehidupan yang lebih baik
bagi masyarakat lokal, dengan cara meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
serta mendorong pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang ditujukan
kepada pengunjung desa wisata.
Gambaran nyata
sebuah Desa Wisata, Penulis dapatkan saat kunjungan ke Desa Sambi. Desa
Sambi merupakan sebuah desa wisata di lereng gunung Merapi dan dekat dengan
kawasan wisata alam Kaliurang. Desa Sambi terletak di Jalan Kaliurang Km 19,2
Padukuhan Sambi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis sempat melakukan wawancara dengan
Bapak Haryono, Ketua Pengelola Desa wisata Sambi periode tahun 2009 -
2011. Desa wisata Sambi, merupakan satu dari sebelas desa wisata mandiri di
kabupaten Sleman. Desa Sambi mempunyai ‘commercial
branding’ dengan menyebutnya “desa alami asli Jogja” .
Sambi dikenmbangkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 2001. Pengembangan
pariwisata di desa wisata Sambi dilakukan oleh pengelola dengan cara
mengajak masyarakat berpartisipasi secara aktif dan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat dalam setiap kegiatan pengembangan yang dicanangkan bersama antara
pengelola dan masyarakat. Wujud nyata pemberdayaan masyarakat di Desa wisata
Sambi tersebut dilaksanakan melalui penerimaan dan pemanfaatan dana stimulan
dari pemerintah pusat melalui PNPM Mandiri Pariwisata, yang sudah diterima
selama tiga tahun berturut-turut, yaitu 2009, 2010 dan 2011.
Sebagai realisasi pemanfaatan bantuan pemerintah tersebut dan sekaligus
wujud nyata kegiatan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community-based
tourism) yang diterapkan di desa wisata Sambi, adalah bahwa pengelola
desa wisata Sambi bersama-sama dengan masyarakat telah (1) mengembangkan
kegiatan masyarakat: membatik, pemanduan wisata, kuliner, membangun fasilitas outbound
activity, (2) melaksanakan berbagai macam kegiatan adat, (3)
merencanakan eventpariwisata, (4) melestarikan budaya: melalui
pagelaran wayang kulit, (5) meningkatkan pelayanan prima (service with heart),
(6) merawat lingkungan hidup (dengan menanam pohon buah naga di sepanjang jalan
desa), (7) mengusahakan pemerataan manfaat bagi masyarakat, dan (8) menjamin
pengembalian keuntungan kepada masyarakat.
Kepada
penulis pada awal Juli lalu, Bapak Haryono memberikan gambaran tentang
partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam rangka pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat di desa wisata Sambi. Pada tahap persiapan,
seluruh warga dikumpulkan untuk mengikuti sosialisasi program dengan tujuan
menyebarluaskan informasi mengenai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pariwisata. Hal ini sangat penting sebagai bentuk pemberdayaan
dan menanamkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya partisipasi dan
pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat”. Seperti yang dikatakan Ibu Umi Salamah selaku
Koordinator Kelompok Masyarakat Membatik, bahwa beliau sangat setuju dan bahkan
merasakan sekali keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa
wisata Sambi, yang menurut beliau diistilahkan sebagai “proyek masyarakat”,
dan masyarakat merasakan bagi hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam
kelompok, dan beliau berprinsip bahwa pariwisata dari, oleh dan untuk
masyarakat.
Sangat jelas
bahwa masyarakat di sebuah desa wisata memegang peran penting sebagai subyek
pelaku kegiatan-kegiatan pengembangan yang dilakukan di desa wisata, dan bukan
hanya sebagai “tuan rumah yang pasif”. Pariwisata berbasis
masyarakat merupakan sebuah pendekatan
pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku penting dalam konteks paradigma baru
pembangunan yaitu pembangunan berkelanjutan (sustainable development
paradigm), yang berarti dengan terwujudnya peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat saat kini dengan tidak mengesampingkan aspek keberlanjutan
yaitu memberikan manfaat kepada generasi sekarang tanpa mengurangi kualitas
manfaat kepada generasi mendatang.
*) Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Pariwisata
AMPTA Yogyakarta, pada program studi Usaha Perjalanan Wisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar