Goa
Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Donorejo, sekitar 140 km arah
selatan kota Solo atau 30 km arah Barat Daya Kota Pacitan, dari Surabaya bisa
ditempuh kurang lebih 7-8 jam menggunakan kendaraan pribadi Dinamakan Goa Gong
karena didalamnya terdapat sebuah batu yang jika dipukul akan menimbulkan bunyi
seperti Gong yang ditabuh. Perjalanan menuju goa ini relatif mudah, dengan
jalanan setapak yang sudah diperbaiki dengan baik.
Jangan
membayangkan keadaan goa yang gelap dan menakutkan, karena saat masuk ke mulut
goa yang sejauh 300 M, pengunjung akan menikmati goa Gong ini dengan nyaman. Tidak
benar-benar terang, tapi goa Gong di fasilitasi dengan cahaya lampu yang
temaram di sepanjang jalan masuknya. Hal ini yang menjadikan goa Gong lain dari
goa-goa yang lain di Pacitan
Banyak jalur yang dapat di
tempuh dari Solo. Untuk transportasi bisa ditempuh dengan dengan sepeda motor,
dengan mobil, dengan bus mini atau dengan kendaraan lain. Kalau memakai bus
besar juga bisa namun jalan yang agak sempit membuat bus kurang leluasa.
Di bawah ini adalah cerita
perjalanan mengunjungi Goa Gong dari salah seorang blogger, semoga ini bisa
memberi Anda inspirasi untuk juga mengunjungi Goa Gong di Pacitan.
Waktu itu saya pergi bersama
keluarga sehabis lebaran melewati jalur Karanganyar-
Jumantono-Jumapolo-Wonogiri-Pacitan. Perjalanannya cukup seru. Dari
karanganyar, kami melewati Jumantono Jumapolo, jalannya berkelok-kelok.
sesampai di Wonogiri pun jalannya tambah berkelok-kelok serta banyak tikungan
mesra. Tikungan mesra itu maksudnya tikungan tajam. Sampailah di wilayah
pacitan di daerah Punung, kemudian ada tulisan arah gua gong. Ikuti jalan
tersebut. Perjalanan kira-kira membutuhkan sekitar 3 jam dari Karanganyar. Dan
waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya sampai juga di Gua Gong
Konon dinamakan gua Gong karena
kalau diketuk stalaktik dan stalakmitnya berbunyi seperti bunyi Gong.
Hmm, semakin penasaran dengan gua ini. Kami sampai di area gua dan kami parkir
mobil. Kami parkir di bagian bawah. Sebenarnya bisa langsung parkir di atas
sambil beli tiket. Namun kami waktu itu tidak tahu. Jadi kami parkir di bawah.
Untuk menuju gua Gong dari
parkiran kami jalan sebentar. kemudian membeli tiket seharga 5000 rupiah. Lalu
kami menaiki tangga menuju pintu masuk Gua gong. Dalam perjalanan menuju pintu
masuk kami ditawarkan buku sejarah gua gong serta tawaran untuk menyewa senter.
Tarif sewa senter 5000. Tapi tak menyewapun tak apa karena penerangan di dalam
gua sudah cukup.
Memasuki pintu gua sudah
terlihat stalaktit dan stalakmitnya. Aku sangat penasaran. Namun pengunjung
yang berjubel membuatku enggan berlama-lama di dalam gua.
Aku mengamati keindahan gua
tersebut satu demi satu dan menyusurinya sampai bawah sungguh sangat indah
ciptaan Allah ini. Di bawah ada beberapa sendang. Tetapi aku tak sempat
mencicipi air sendang tersebut. Karena banyak pengunjung yang datang, saya
serasa kehabisan oksigen. Langkahku ku percepat mengelilingi gua. Saya sudah
tak kuat rasa-rasanya pengap di dalam seperti kurang oksigen. Dan akhirnya Saya
bisa keluar menghirup udara. Lain halnya kalau pengunjungnya tidak berjubel
mungkin saya akan betah di sana. Fasilitasnya cukuip memadai ada lampu, kipas
angin, tangga yang membuat pengunjung lebih mudah ke bawah.
Lain kali saya ingin kembali
lagi, sebelum saya kembali saya menyempatkan emmbeli oleh-oleh yang ada di
sekitar gua gong.
Sumber : http://anasuciana.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar