Keindahan
Alam Nusantara ini memang tiada habis untuk dinikmati, semakin kita ingin
menjelajahinya semakin banyak destinasi-destinasi wisata yang tercecer
dimana-mana. Nah! Kali ini kita akan mengunjungi sebuah pulau kecil di Lampung
Selatan yang masih alami dan memiliki pemandangan luar biasa indahnya. Kita akan
menjelajahi pulau Pahawang, sebuah desa yang terletak di kecamatan Punduh
Pidada, Kabupaten Pesaran. Pulau seluas 1.084 hektar yang terletak tidak jauh
dari Teluk Punduh ini terbagi menjadi dua pulau, yaitu Pahawang Besar dan
Pahawang Kecil. Pulau Pahawang punya enam desa, yaitu Suakbuah, Penggetahan,
Jeralangan, Kalangan, Pahawang, dan Cukuhnyai.
Untuk
mencapai Pulau Pahawang, Anda harus menggunakan perahu motor selama kurang
lebih satu jam perjalanan dari Dermaga Ketapang, kecamatan Padang Cermin yang
bisa disewa dari masyarakat sekitar. Perjalanan menuju Pulau Pahawang Besar
bisa dinikmati dengan melihat jernihnya air laut dan berbagai satwa laut yang
dapat terlihat dari perahu yang ditumpangi. Perahu biasanya akan membawa ke
Pulau Pahawang Besar, yang merupakan tempat tinggal sebagian besar penduduk. Para
traveler biasanya menginap di penginapan atau homestay yang terdapat di Pulau
Pahawang Besar.
Perahu
juga bisa mampir di Pulau Pahawang Kecil, yang jaraknya 10 menit dari Pulau
Pahawang Besar. Di Pulau Pahawang Kecil ini terdapat satu cottage pribadi yang
dimiliki oleh warga negara asing. Pemandangan pasir putih di pantai serta latar
belakang barisan bukit ditambah suasana yang tenang membuat Pulau Pahawang
Kecil jadi sulit untuk ditinggalkan.
Di Pahawang Kecil ada sebuah area bernama Tanjung Putus yang menyambungkan antara Pulau Tanjung Putus dan Pulau Pahawang Keci. Nama Tanjung Putus diberikan karena apabila air laut pasang jembatan alami ini terendam air, sehingga hanya dapat dijejaki jika air berada dalam kondisi surut. Tanjung Putus juga merupakan salah satu spot menyelam atau snorkeling favorit traveler.
Spot snorkeling lain yang diminati oleh para traveler di sekitar Pulau Pahawang adalah Pulau Kelagian. Kelagian berjarak sekitar 45 menit dari Pahawang Besar. Sama seperti spot-spot snorkeling di Pahawang dan Tanjung Putus, Pulau Kalegian juga memiliki pemandangan alam bawah laut yang menawan. Pulau Kalegian juga memiliki pemandangan matahari terbenam yang luar biasa indahnya. Jadi, jangan lupa untuk menyaksikan ini sambil beristirahat setelah seharian sibuk snorkeling.
Berlibur ke Pulau Pahawang
Kita akan memulai perjalanan dari Jakarta. Untuk transportasi
Jakarta menuju Lampung, kami menyarankan Anda menggunakan bus Damri. Jadwal
keberangkatannya setiap hari, pukul 19.00-21.00 WIB di Stasiun Gambir. Harga
tiket bus ini mulai dari Rp 115 ribu-130 ribu. Dengan menggunakan Damri, kita
tidak perlu lagi repot untuk pindah-pindah bus atau mencari kapal. Waktu tempuh
Jakarta-Lampung, mebutuhkan waktu normal sekitar 7-8 jam.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam, tibalah kami di
Bandar Lampung. Jadwal kedatangan bus Damri di Lampung, sekitar pukul
04.00-05.00 WIB. Jadi, masih ada waktu untuk mandi, salat subuh dan lain-lain.
Di dekat Pool Damri ini, ada masjid yang bagus dan bersih. Setelah salat subuh
dan lain-lain, sekarang waktunya mencari transportasi menuju Pantai Klara. Dari
Pantai Klara inilah kami akan menyeberang menuju Pulau Pahawang dan Kelagian. Bagi
backpaker disarankan untuk menyewa angkutan saja. Ya, dikarenakan akses menuju
Pantai Klara sangat sulit. Biaya sewa angkutan sekitar Rp 150 ribu-Rp 200 ribu.
Para pelancong pun harus pintar-pintar menawar.
Perjalanan dari pusat Kota Lampung ke Pantai Klara kurang lebih
1,5 jam. Sepanjang perjalanan, kita akan disuguhkan panorama pesisir pantai.
Ada Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun, dan masih banyak lainnya. Sehingga
perjalanan 1,5 jam tidak akan terasa membosankan. Tiba di Pantai Klara, saatnya
untuk hunting perahu menuju Pulau Pahawang dan Kelagian. Bila berlibur ke sana,
saya merekomendasikan Anda mencari Abang Buyung. Dengan tarif Rp 250 ribu, Anda
sudah bisa berkeliling ke dua pulau seharian. Hati-hati saat negosiasi harga,
karena saat itu ada yang kena harga Rp 500 ribu untuk tujuan yang sama.
Sesuai rekomendasi, nahkoda perahu kami menyarankan untuk menuju
ke Pulau Pahawang dulu. Hal ini dikarenakan Pahawang lebih jauh dan semakin
siang, ombak akan semakin besar. Perjalanan dari Pantai Klara menuju Pulau
Pahawang sekitar 1 jam. Sepanjang perjalanan kamai dimanjakan dengan gugusan
pulau-pulau yang berada di sekitar laut. Kami juga sempat melihat ikan terbang,
baru percaya kalau ikan terbang itu benar-benar ada.
Setelah satu jam perjalanan akhirnya tiba juga di Pulau Pahawang.
Ternyata pengunjung pulau ini hanya kami. Artinya di pulau ini hanya ada 3
manusia, yaitu saya, suami, dan Bang Buyung. Seperti pulau pribadi euy! Satu-satunya
bangunan yang ada di Pulau Pahawang adalah cottage milik Mr Joe, yang berstatus
WNA. Entah bagaimana caranya Mr Joe bisa membangun cottage yang begitu indah. Tidak
ada fasilitas ruang ganti ataupun toilet di pulau ini. Di Pulau Pahawang hanya
ada, pantai, pulau tanpa fasilitas, kecuali cottage Mr Joe dan tentunya tidak
untuk umum. Setelah puas menikmati indahnya Pulau Pahawang, kami melanjutkan
tujuan kedua yaitu, Pulau Kelagian. "Kami datang!"
Satu lagi, di Pahawang tidak ada dermagannya jadi kita akan
berbasah-basah ria untuk naik dan turun dari perahu. Perjalanan dari Pulau
Pahawang menuju Pulau Kelagian sekitar 45 menit, dengan tantangan ombak yang
lebih dasyat. Saat itu, suami mengatakan ketinggian ombak sekitar 1 meter.
Deburan ombak yang menabrak perahu Bang Buyung pun langsung mendarat di wajah
kami. Seru! Beda dengan Pulau Pahawang, di Pulau Kelagian sudah ada fasilitas
seperti warung dan kamar ganti. Ketika lapar menyerang, Anda bisa langsung
pesan mie instan seharga Rp 6.000 saja. Ada pula cottage seharga Rp 1 juta,
untuk delapan orang di pulau ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar